Suaratebo.net, Tebo - Dengan didampingi suaminya, Yanti (23)nedupakan warga Suku Anak Dalam (SAD) asal Kabupaten Bungo, pada Senin lalu (09/03/2020) berobat ke RSUD STS Tebo.
Karena mengalami pendarahan yang cukup serius, tim medis RSUD STS Tebo langsung melakukan penanganan terhadap Yanti.
"Yanti terpaksa dicuret karena mengalami pendarahan yang serius," kata Ahmad Firdaus Ketua Yayasan Orang Rimbo Kito (ORIK) yang mendampingi Yanti berobat di RSUD STS Tebo, Jumat (13/03/2020).
Firdaus menjelaskan, Yayasan ORIK telah berMoU dengan RSUD STS Tebo. Pada MoU tersebut, setiap warga SAD Tebo yang berobat di RSUD STS Tebo mendapatkan perlakuan khusus. Namun kata dia, dari pengakuan suami Yanti, mereka berasal dari Kabupaten Bungo," Sudah saya tanya langsung kepada mereka, dan mereka mengaku berasal dari Kabupaten Bungo, tepatnya di Desa Rantau Keloyang Kecamatan Pelepat," ujar Firdaus.
Karena berasal dari Kabupaten Bungo, Firdaus langsung berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Tebo. Dia minta difasilitasi untuk bisa berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Bungo," Kita tidak punya dana untuk pengobatan Yanti, makanya kita minta difasilitasi bisa berkoordinasi dengan pihak Dinas Sosial Kabupaten Bungo," katanya.
Hasil koordinasi, pihak Dinas Sosial Kabupaten Bungo berjanji akan menjenguk Yanti di RSUD STS Tebo," Sudah kita tunggu-tunggu kedatangan mereka, namun tak kunjung datang," katanya.
Karena tak kunjung datang, akhirnya Firdaus kembali menghubungi pihak Dinas Sosial Kabupaten Bungo. Pihak Dinas Sosial Kabupaten Bungo minta agar Yanti dirujuk ke RSUD Bungo agar biaya perobatannya bisa diklem.
Namun, setelah dirujuk ke RSUD Bungo, penjelasan dari pihak Dinas Sosial Kabupaten Bungo mereka tidak bisa mengklem dana untuk pengobatan Yanti," Kita terkesan seperti dimain-main oleh Dinas Sosial Kabupaten Bungo. Janjinya mau mengunjungi Yanti, sudah kita tunggu-tunggu tapi tak kunjung datang. Kita diarahkan merujuk Yanti ke RSUD Bungo, telah kita rujuk, tapi tetap saja tidak ada solusi dari mereka," kesal Firdaus.
Untuk itu Firdaus minta kepada Pemkab Bungo untuk serius menangani SAD," Jangan seperti ini, kesannya Pemkab Bungo tidak serius memperhatikan SAD," ucapnya.
Pemkab Bungo melalui staf Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk & Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak Kabupaten Bungo belum bisa dikonfirmasi. Berkali dihubungi via telepon seluler maupun pesan Whatsapp, belum terjawab. (Red-ST)