Dia menginformasikan ada sekitar 4 orang yang secara terus menerus meminta sejumlah uang ke pekerja di ponton penyebrangan. Hal ini mengakibatkan usaha itu mengalami kerugian hingga puluhan juta.
Selain mengatasnamakan Desa, 4 orang ini juga mengatasnamakan pasangan 01 yang diketahui salah satu pasangan calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Tebo Pilkada 2024-2029.
Pemalakan itu terjadi sejak Oktober hingga bulan November 2024 ini. Dan pekerja merasa tertekan ketika kembali dimintai uang untuk bantuan keperluan kampanye pada Kamis (21/11/2024).
"Mereka minta bantuan biaya kampanye 5 juta, kami koordinasi dengan pengelola disetujui 3 juta. Karena diawal nominal tidak disebutkan," katanya ditemui di Mapolsek VII Koto Ilir, (25/11/2024).
Diberikan sejumlah uang tersebut, mereka datang sekira pukul 08.00 WIB. Dan kembali disiang hari dan meminta untuk dipenuhi sebesar 5 Juta. Karena tidak dapat dipenuhi, mereka menumbang kayu menutup akses jalan menuju ponton.
Mendapati itu, dia berkoordinasi dengan pihak Desa dan Gultom selaku penanggung jawab ponton, kemudian disetujui untuk dipenuhi. Dan penyerahan diberikan ke perangkat Desa dengan inisial R. Setelah diketahui Kepala Desa Tidak berada di tempat.
"Dihari dan waktu yang sama mereka kembali minta 2 juta, total pada hari kamis mereka minta 7 juta", ungkapnya.
Sementara itu Kasat Reskrim Polres Tebo AKP Yoga Dharma Susanto dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Dan pihaknya sudah menerima informasi awal dari pihak ponton melalui Polsek VII Koto Ilir.
"Iya kita sudah menerima informasi tersebut", katanya dikonfirmasi via ponselnya.(Red-ST)