![]() |
Gambar : Ilustrasi Perang Dagang |
Suaratebo.net - Indonesia berencana mengalihkan sebagian ekspor ke Eropa dan Australia untuk mengurangi dampak tarif dagang yang diberlakukan oleh pemerintah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa Indonesia akan meningkatkan keragaman negara tujuan ekspor untuk mengantisipasi penurunan ekspor ke AS.
Perjanjian Perdagangan Bebas dengan Uni Eropa
Untuk mendukung rencana ini, pemerintah Indonesia akan mempercepat penyelesaian perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan Uni Eropa (IEU CEPA). Perjanjian ini diharapkan dapat meningkatkan akses pasar dan mengurangi tarif perdagangan antara kedua negara.
Ekspor ke Australia
Selain Eropa, Indonesia juga berencana meningkatkan ekspor ke Australia. Menteri Perdagangan Australia telah menyanggupi untuk menyerap produk Indonesia lebih besar. Beberapa komoditas yang berpotensi diekspor ke Australia antara lain¹:
- Minyak : Indonesia memiliki potensi besar untuk mengekspor minyak ke Australia.
- Perlengkapan Televisi : Produk elektronik ini juga memiliki permintaan yang tinggi di pasar Australia.
- Kayu : Kayu dan produk kayu lainnya merupakan komoditas yang populer di Australia.
- Pupuk : Indonesia dapat meningkatkan ekspor pupuk ke Australia untuk mendukung sektor pertanian.
- Besi dan Baja : Produk besi dan baja juga memiliki potensi besar untuk diekspor ke Australia.
Dampak Tarif Dagang Trump
Indonesia dikenakan tarif dagang sebesar 32% oleh pemerintah AS, yang berlaku sebagai tambahan atas tarif 10% yang dikenakan ke semua negara. Jika tidak ada revisi, Indonesia akan terbebani tarif hingga 47%. Oleh karena itu, pengalihan ekspor ke Eropa dan Australia diharapkan dapat mengurangi dampak negatif dari tarif dagang tersebut. (Sikumbang)