 |
| Gambar : Ilustrasi Pebisnis AS Sedang Berpikir Keras / Inet |
Suaratebo.net - Konflik perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok semakin memanas, dengan kedua negara saling membalas dengan tarif yang semakin melumpuhkan. Di tengah eskalasi ketegangan ini, kesepakatan TikTok dengan Gedung Putih untuk mengubah operasi aplikasi video populer itu di AS menjadi perusahaan baru yang dimiliki dan dioperasikan oleh mayoritas investor Amerika, kini terhenti, dikutip dari laman politico.com pada Jum'at, 11 April 2025.
Langkah Beijing dan Reaksi Trump
Beijing secara mengejutkan meninggalkan kesepakatan TikTok dengan Gedung Putih, yang telah diselesaikan beberapa hari sebelum batas waktu penjualan aplikasi tersebut kepada perusahaan non-Tiongkok. Langkah ini diambil setelah Presiden Donald Trump mengenakan tarif 34 persen pada Tiongkok. Trump kemudian menandatangani perintah eksekutif yang memperpanjang batas waktu selama 75 hari.
Analisis dan Implikasi
Menurut Bill Reinsch, pejabat tinggi Perdagangan selama pemerintahan Clinton, langkah Beijing ini merupakan cara untuk mempertahankan kendali atas TikTok dan mengirim sinyal kepada AS bahwa mereka tidak memiliki pengaruh. Trump sendiri telah menggunakan tarif sebagai daya ungkit untuk prioritas lain yang tidak terkait dengan perdagangan, seperti menekan Meksiko untuk mengekang imigrasi ilegal dan mengaitkan perjanjian ekonomi dengan perjanjian pertahanan dengan Korea Selatan dan Jerman.
Dampak pada Ekonomi Global
Konflik perdagangan AS-Tiongkok ini memiliki dampak signifikan pada ekonomi global. Kedua negara terbesar di dunia ini saling membalas dengan tarif yang semakin melumpuhkan, sehingga mempengaruhi berbagai sektor ekonomi. Situasi ini menciptakan ketidakpastian dan membuat para pelaku pasar waspada. (Sikumbang)